Kamis Putih atau dalam bahasa modern disebut juga Maundy Thursday, pada umumnya dikaitkan dengan “Perjamuan malam terakhir”. Namun bagi umat Katolik sendiri, apa makna sesungguhnya dari Kamis Putih?
Pada dasarnya memang benar, bila Kamis Putih dikaitkan dengan “Perjamuan Terakhir”, namun bagi umat Katolik Kamis Putih tidak hanya cukup sampai disitu saja.
Jika kita menyimak pesan dari bacaan Injil, “sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu” (Yohanes 13:15).
Yesus ingin memberikan kita pesan melalui apa yang telah Yesus perbuat, dan Yesus ajarkan dan dalam Simbol “Pembasuhan kaki” kita diingatkan kembali untuk melayani, seperti halnya Yesus yang telah melayani dengan kerendahan hati-Nya bahkan sampai wafat dikayu salib.
Totalitas Yesus dalam menjalankan tugas-Nya, merupakan teladan yang patut kita jadikan pedoman dalam pelayanan kita umat Katolik, baik untuk Gereja ataupun Masyarakat sekitar.
Namun apakah hanya dengan totalitas dan tanggungjawab sudah dapat dianggap cukup?
Jika kita mengikuti dan memahami ajaran, pelayanan dan juga tindakan yang ditunjukan Yesus selama Ia mengajar murid-murid-Nya dan juga banyak orang, totalitas dan tanggung jawab yang dilakukan Yesus tentu saja itu membuat penebusan-Nya bagi umat manusia menjadi sempurna, namun dibalik itu semua tentu saja, “Kerendahan Hati” menjadi suatu sikap yang penting dalam kisah pelayanan-Nya.
Maka dari itu, apakah kita dapat melakukan pelayanan baik di Gereja maupun di masyarakat, dengan totalitas serta tanggung jawab yang dilandasi oleh sikap Rendah hati?**(Marsel)