Rumah Retret Canosa, Tangerang Selatan menjadi pusat kegiatan yang memikat pada akhir pekan tanggal 27-28 Mei 2023. Acara pembekalan yang melibatkan semua ketua lingkungan, koordinator seksi, dan kategorial diselenggarakan oleh Dewan Pastoral Paroki Kuta Bumi. Dengan semangat yang menggebu, acara ini berlangsung sukses dan meriah. Para peserta, sebanyak 84 orang, turut serta dalam acara ini, didampingi oleh beberapa romo yang bertugas di Paroki Kuta Bumi, seperti RD. Cosmas Wahyu Kristian Wijaya dan RD. Yosef Purboyo Diaz. Tidak hanya Romo paroki saja namun Rm. T. Ulun Ismoyo Pr dan Rm. C. Uut P. Pr juga turut hadir dalam acara ini sebagai pembicara sekaligus pembawa materi pembekalan ketua lingkungan, koordinator seksi dan kategorial.
Keberhasilan acara ini terlihat dari banyaknya peserta yang hadir, variasi kegiatan yang dilakukan, partisipasi aktif peserta, dan substansi materi yang disampaikan yang sangat relevan dengan dinamika yang dihadapi oleh para ketua lingkungan. Acara dibuka dengan doa oleh Pak Sugeng, diikuti oleh nyanyian lagu Indonesia Raya yang dipandu oleh Ibu Mini. Selanjutnya, Pak Surya menyampaikan kata sambutan, dan suasana semakin hidup ketika semua peserta diajak berjoget dan berpartisipasi dalam permainan yang seru. Gelak tawa terdengar di seluruh ruangan ketika ketua lingkungan, koordinator seksi, dan kategorial berjoget mengikuti irama musik yang menghentak.
Setelah istirahat dan makan malam yang menyenangkan, para peserta kembali diajak untuk berjoget dan mengikuti kuis yang menghibur untuk tetap menjaga semangat sepanjang acara. Suasana ruangan menjadi sangat meriah saat Romo Ulun menyampaikan materinya, diiringi gelak tawa yang terus menggema sepanjang paparannya. Romo Ulun memberikan harapan khusus kepada para ketua lingkungan untuk memiliki hasrat dan semangat dalam mengenal orang-orang di sekitar mereka, memberikan perhatian kepada yang lemah dan membutuhkan, serta memahami bahwa inti ajaran sosial gereja adalah tidak ada satu pun orang yang berkekurangan.
Jika seseorang berhenti melakukan pelayanan karena merasa tidak dihargai, itu hanya merupakan “pekerjaan”. Namun, jika seseorang tetap bekerja meskipun tidak dikenal oleh siapapun, itulah yang disebut sebagai “pelayanan”. Jika sulit menikmati apa yang dikerjakan, itu dianggap sebagai “pekerjaan”, tetapi jika semakin menikmati apa yang dikerjakan, itulah “pelayanan”. Jika seseorang keluar karena dikritik, itu juga dianggap sebagai “pekerjaan”, namun jika seseorang tetap menerima kritik dengan hati terbuka dan melayani dengan penuh semangat, itulah yang disebut sebagai “pelayanan”, ucap Romo Diaz dalam pemaparan materinya. Hari pertama acara ditutup dengan berdoa Rosario dan Completorium, peserta menciptakan suasana yang khusyuk dan penuh kedamaian.
Pada hari kedua, setelah ibadat pagi dan makan pagi, acara di buka dengan jogetan yang di pandu oleh Bu Tining. Pembekalan dilanjutkan dengan sesi yang membahas tentang sakramen perjumpaan antara Allah dan manusia. Rm. Uut sebagai pembawa materi menjelaskan bahwa sakramen bukan hanya upacara, melainkan karya Tuhan Yesus melalui lingkungan. Peserta terlibat dalam diskusi kelompok kecil dan berbagi pengalaman untuk memperkuat keterhubungan antar-ketua lingkungan serta meningkatkan efektivitas pelayanan mereka di dalam komunitas gereja.
Di penghujung acara, pembekalan ini ditutup dengan Misa Kudus yang dipimpin oleh RD. Cosmas Wahyu Kristian Wijaya. Peserta meninggalkan acara dengan semangat baru, siap untuk menerapkan pembelajaran dan pengalaman yang mereka dapatkan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab mereka sebagai ketua lingkungan, koordinator seksi dan kategorial.
Harapannya kehadiran gereja dapat memberikan dampak positif bagi iman pribadi dan masyarakat sekitar, dengan semangat iman yang kuat untuk mewujudkan Kerajaan Allah.***(siska&chiara)