Syukur kepada Tuhan bahwa PDPKK St. Gregorius telah mencapai usia 22 tahun. Ulang tahun ini dirayakan dengan suka cita dalam sebuah Misa Syukur pada Jumat, 27 Oktober 23, di ruang Fransiskus bersama Romo Patrissius Sutrisno OSA, yang akrab disapa Romo Tino. Misa syukur ini dihadiri oleh 60 umat. Dalam khotbahnya, Romo Tino mengingatkan bahwa setiap orang Katolik yang telah dibaptis memiliki tanggung jawab untuk melayani sesama dalam lingkungan paroki mereka, seperti yang dilakukan oleh para rasul setelah mengikuti ajaran dan teladan Yesus sebagai sumber sukacita.
Oleh karena itu, dalam perayaan ulang tahun PDPKK yang ke-22 ini, Romo Tino menekankan pentingnya menjadi “Jubir Allah yang tangguh”. Selama 22 tahun perjalanannya, PDPKK menghadapi berbagai cobaan dan tantangan, dan keberadaannya tetap berlangsung karena kekuatan yang datang dari Tuhan, bukan karena kehebatan mereka sendiri.
Mungkin masih banyak orang yang belum paham apa itu PDPKK. Apakah ini sebuah komunitas yang diakui oleh Gereja? Mengapa mereka bernyanyi sambil tepuk tangan? PDPKK sebenarnya adalah singkatan dari Persekutuan Doa Pembaharuan Karismatik Katolik, yang telah ada di Indonesia sejak tahun 1976 dan dipelopori oleh MGR LEO SUKOTO, SJ. Saat ini, badan yang menjadi wadah untuk PDPKK di Indonesia, khususnya di lingkup KAJ (Keuskupan Agung Jakarta), adalah Badan Pelayanan Keuskupan Pembaruan Karismatik Katolik Keuskupan Agung Jakarta (BPK PKK KAJ). Dengan demikian, PDPKK adalah sebuah komunitas Katolik yang diakui resmi oleh Gereja Katolik.
Dalam Persekutuan Doa, anggota bersama-sama bersorak-sorai, memuji Tuhan, dan menyembah-Nya melalui lagu-lagu pujian. Mereka juga mendengarkan Firman Tuhan yang disampaikan oleh Pewarta Firman yang ditunjuk oleh BPK PKK KAJ. Selain itu, anggota saling mendoakan satu sama lain untuk memberi dukungan.
Mengapa mereka nyanyi sambil tepuk tangan? Ini melambangkan kegembiraan dan sukacita yang mereka rasakan ketika mereka mengikuti irama lagu. Ini mencerminkan hati yang gembira, sebagaimana dinyatakan dalam Kitab Amsal 17:22, “Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.” Ada saksi yang menyatakan bahwa dalam Persekutuan Doa, ketika hati terasa berat atau ada beban, nyanyian dan Firman Tuhan membawa sukacita dan ketenangan, bahkan terkadang jawaban atas doa-doa mereka ditemukan dalam Firman Tuhan.
PDPKK St. Gregorius Agung berharap agar umat paroki yang merasa tertarik dapat bergabung dalam Persekutuan Doa pada setiap Jumat kedua dan keempat di ruang Fransiskus pukul 19.30 WIB. Mereka sangat terbuka untuk menyambut semua yang ingin bergabung. Ingatlah kata-kata Kitab Amsal 17:22, “Hati yang gembira adalah obat yang mujarab, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.” Tuhan memberkati semuanya.***(Maria Rita Suherman, Tim PDPKK)