RD Cosmas Wahyu Kristian Wijaya lahir dari pasangan Yohanes Sukardi (alm) dan Maria Magdalena Tumiyem, Romo Wahyu merupakan anak sulung dari dua bersaudara. Romo Wahyu lahir di Klaten, 26 September 1982. Setelah menempuh pendidikan yang panjang, Cosmas Wahyu Kristian Wijaya ditahbiskan menjadi imam diosesan KAJ di Paroki Kelapa Gading pada 8 Desember 2017. Tugas pertama Romo Wahyu di Paroki Bomomani, Keuskupan Timika, Papua, sebuah paroki misi domestik KAJ. April 2021, Romo Wahyu memulai tugas barunya di Paroki Kutabumi, Tangerang sebagai pastor paroki sampai sekarang.
Kisah Inspiratif : Pengalaman masa kecil sebagai anak dari pemilik bengkel sepeda sering menjadi tema dalam khotbahnya. Pola pendidikan yang diterapkan dalam keluarga sangat membekas pada diri Romo Wahyu. Tidak heran, jika hampir semua khotbahnya bercerita tentang pengalaman yang diperoleh dari didikan orang tuanya.
Meskipun keinginannya untuk menjadi imam menggebu, namun ketika niat baiknya tidak mendapat restu dari orang tua, maka Cosmas Wahyu Kristian Wijaya menunda keinginannya itu, dan kembali menjadi seorang pekerja di Bekasi.
Pada tahun 2006, saat gempa dahsyat melanda Yogyakarta, Wahyu menyadari bahwa pertolongan Tuhan itu tepat dan tidak pernah terlambat. Bahkan, Tuhan akan memberi kelimpahan bagi yang percaya kepada-Nya. Menyadari betapa besar karunia Tuhan, ia kembali mengutarakan niat menjadi gembala kepada orang tua dan saudaranya. Kali ini, niatnya direstui oleh orang tuanya.
Kini, Romo Wahyu menjadi penggiat media sosial baik di Instagram, FB, dan twitter. Program “Wahyu Pagi Ini”, “Wahyu Malam Ini”, “Pantun”, dan “Puisi” selalu hadir menghiasi akun media sosialnya.
Lewat akun media sosialnya, Romo Wahyu senantiasa menyapa dan menunjukkan kasih kepada semua orang. Hal ini sejalan dengan moto tahbisannya yaitu “Engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah”. Sosok kalem yang pendiam ini ingin membuktikan bahwa kasih karunia Allah akan hadir jika kita berbelas kasih dan menghadirkan Allah dalam setiap langkah kehidupan.