31.9 C
Tangerang
Thursday, 20 March, 2025
spot_img

Eureka

(Sumber Inspirasi Yoh.1:43-51)

 “Keesokan harinya” selalu ada pengalaman baru. Ada 2 momen yang direfleksikan tentang proses kemuridan dalam pengalaman ketika bersama Yesus.

“Pada keesokan harinya”, pengalaman Yohanes Pembaptis di tepi sungai Yordan mengajak dua muridnya untuk “Lihat Yesus sebagai Anak domba Allah.” (Yoh 1:36). Kalau mau berkembang dan maju, manusia perlu mengelola kemampuan   melihat, mendengar, mau hadir, tinggal dan selalu ada bersama Yesus. Inilah pengalaman baru yang dialami Andreas setelah mengikuti arahan Yohanes Pembaptis untuk melihat Yesus. Andreas mensharingkan pengalamannya ada bersama Yesus yang disebutnya Mesias kepada Simon. Andreas mengalami pengalaman “eureka” (aku telah menemukan) Yesus sebagai Mesias  dengan mengajak Simon  bertemu dengan Yesus.  Ketika bertemu dengan Yesus, Simon pun dipandang dengan perspektif baru sebagai Kefas (Petrus). Inilah pengalaman “sesuatu yang baru pada keesokan harinya” untuk  Andreas dan Simon.

“Pada keesokan harinya”, pengalaman baru bersama Yesus di Galilea. Menjadi pengalaman baru untuk Filipus yang diajak Yesus, “Ikutlah Aku!”   Sebagai catatan yang perlu diketahui bahwa Galilea, suatu daerah bukit yang luas di  bagian utara. Galilea, suatu daerah yang dihuni orang Samaria yang berdarah campuran keturunan Yahudi dan bangsa lain.Tempat tinggal orang yang dianggap tidak murni atau najis oleh orang Yahudi asli. Tetapi ingat, dalam kitab Yesaya sering dilukiskan Galilea sebagai     ‘tanah orang asing akan melihat Terang yang besar…’ Filipus mensharingkan pengalaman “eureka” (aku telah menemukan) dan diajak Yesus kepada temannya bernama Natanael. Yesus disebut sebagai Dia,   yang disebut dalam Kitab Musa dan oleh para nabi. Namun tidak serta merta kabar sukacita ini diterima mentah-mentah oleh Natanael. Natanael bersikap skeptis, ragu-ragu, mempertanyakan karena “adakah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?”. Karena Natanael meragukan potensi  orang-orang yang berasal dari Nazaret. Keraguan Natanael dijawab Filipus dengan mengajaknya menggunakan  metode pendekatan yang sederhana “ Mari dan lihatlah!” sendiri.  Justru Yesus yang lebih dahulu melihat   Natanael sebagai ‘pribadi Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya.’ Natanael bertemu Yesus dan Yesus tahu secara sempurna tentang Natanael. Keraguan dijawab dengan kepastian tentang diri Natanael sendiri. Mata ilahi Yesus menembus batas keraguan Natanael. Inilah pengalaman baru pada keesokan hari bagi Filipus dan Natanael ketika bertemu langsung dengan Yesus.

Makna Injil hari ini  bagi kita, yang pertama bahwa Yesus mempunyai pengetahuan mendalam dan mengenal kita masing masing dengan sangat baik, utuh dan sempurna. Setiap kita sekian sering mengalami pemahaman baru tentang hidup kita ‘pada keesokan harinya.’ Kita perlu meluangkan waktu, mengambil waktu Galilea, memilih tempat , kesempatan untuk merenungkan kembali serta mengevaluasi perspektif relasi kita tentang diri sendiri, keluarga, sesama dan Tuhan. Perlu mundur sejenak dari kesibukan rutin, retreat mini bersama Tuhan untuk menemukan kembali panggilan dan jati diri kita yang asli, original. Tidak ada kepalsuan, apa adanya sebagai Natanael, (artinya pemberian Allah).   Kegiatan rohani pribadi/bersama, hadiri Ekaristi, penerimaan sakramen sesuai tradisi Gereja  Katolik membantu menghindari godaan kepalsuan/kemunafikan yang bisa membuat kita salah melihat dan salah mendengar tentang sesama dan  Tuhan. Sehingga Yesus pun melihat kita seperti Natanael ; “Lihat, inilah pengikut-Ku yang sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya.” Yang kedua, jangan sungkan sharingkan, berbagi kabar baik tentang kebaikan Tuhan dalam hidup kepada orang lain juga, supaya dia juga bisa mengalami kehadiran Tuhan di sini dan sekarang.*(Yoakim Lawa)

 

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

imankatolik.or.id
Kalender bulan ini

Popular