23.9 C
Tangerang
Tuesday, 18 March, 2025
spot_img

Kerendahan Hati

Seruan profetis akan pertobatan menjadi ciri khas seorang Yohanes Pembaptis. Ia merupakan nabi dalam Perjanjian Baru, datang mendahului Mesias. Jika kita melihat sepak terjang perjalanan hidupnya, Yohanes sebagai nabi dalam Perjanjian Baru, sedikit berbeda dalam kaitan dengan pola pewartaan. Nabi-nabi dalam Perjanjian Lama, lebih banyak memberikan ramalan akan kedatangan Mesias dan juga terlibat untuk menyerukan pertobatan terhadap masyarakat Israel, namun Yohanes Pembaptis, kehadirannya memegang peranan penting untuk mempersiapkan jalan bagi kedatangan Yesus.

Umat harus dipersiapkan, terutama sikap batin untuk menerima kehadiran Mesias. Yohanes membaptis orang-orang di sungai Yordan sebagai tanda pertobatan dan membuka diri untuk menerima kehadiran Yesus. Seruan-seruan pertobatan menjadi pusat perhatian Yohanes. Tindakan-tindakan yang mengarah pada metanoia, membuat umat Israel bertanya-tanya tentang apa yang dilakukan itu. Beberapa imam dan orang-orang Lewi bertanya padanya: “Siapakah engkau?” Atas pertanyaan ini tidak membuat Yohanes berdusta namun mengungkapkan diri dan menyatakan siapa sesungguhnya dia.

“Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya.” Seruan penuh simbolik menggugah kesadaran setiap orang untuk mendengar makna pertobatan. Bagi orang yang hatinya masih tertutup, harus membuka diri untuk menerima kehadiran-Nya. Bagi mereka yang memiliki nurani yang tertutup agar membangun niat tobat agar layak menerima kehadiran-Nya. Pertobatan dan kelayakan batin menjadi kata kunci utama untuk menerima DIA yang dinantikan ribuan tahun ini.

Kita belajar dari kerendahan hati seorang Yohanes Pembaptis. Ia berani mengatakan siapa sesungguhnya Mesias. Kejujuran seorang Yohanes Pembaptis bahwa dirinya bukan Mesias, menegaskan sikap seorang nabi yang selalu memberi jalan bagi Mesias. Ia memperkenalkan Mesias di hadapan publik dan ia sendiri semakin kecil. Keteladanan Yohanes memberikan spirit pada kita untuk tunduk dan merendah diri, memberikan kesempatan pada orang lain juga untuk berkembang. Kita tumbuh bersama, tanpa harus menjatuhkan yang lain.***(Valery Kopong)

 

 

 

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

imankatolik.or.id
Kalender bulan ini

Popular