23.9 C
Tangerang
Tuesday, 18 March, 2025
spot_img

MISTERI NAMUN MEMBAHAGIAKAN

Minggu Paskah IV dirayakan oleh gereja katolik sebagai Minggu Panggilan Sedunia. Panggilan berarti memanggil, mengajak (meminta) datang (kembali, mendekat, dan sebagainya) dengan menyerukan nama; imbauan atau undangan (menurut KBBI). Dalam ajaran katolik, panggilan merujuk pada kecenderungan hati untuk melakukan suatu hal dalam hidup. Jika diartikan lebih mendalam, panggilan adalah ajakan atau undangan Tuhan kepada umatnya yang mengarah kepada kecenderungan hati untuk melakukan suatu hal dalam hidupnya, dalam kata lain hidup untuk melayani Tuhan. Sehingga minggu panggilan adalah perayaan khusus yang ditujukan kepada orang yang telah terpanggil, seperti biarawan dan biarawati sedunia untuk menjadi penerus Gereja di masa depan.

Pada tahun ini, Gereja St. Gregorius memperingati Minggu Panggilan Sedunia ke-61 bersama dengan para suster dan frater dari berbagai komunitas: Frater Projo KAJ (Fr. Octavianus Setyo Utomo, Pr; Fr. Yapin Sean Habeahan, Pr), Serikat Xaverian (Fr. Ferdinand, SX; Fr. Jordan Bajodinata Purba, SX), Ordo Framentum Minorum (Fr. Yohanes B. Wangge, OFM; Fr. Anjelius Darmin, OFM), Salesian Don Bosco (Fr. Ariel Syaron Tuga Baso, SDB; Fr. Ambros SDB), Figlie della Carita Canossiana (Sr. Maria Flaviana Sei, FdCC; Sr. Margaretha Sola, FdCC), Suster Jesus Maria Joseph (Sr. Dominika, SJMJ; Sr. Paulina Ayu, SJMJ), dan Tarekat Maria Mediatrix (Sr. Alberthina, TMM; Sr. Wendelina, TMM; Sr. Angelica, TMM). Terdapat 3 jenis kegiatan yang dilaksanakan, yaitu Perayaan Ekaristi, live in dan sharing di wilayah, dan Minggu Gembira bersama BIA dan BIR Gereja St. Gregorius Agung. Sebelum perayaan ekaristi, suster dan frater mempersiapkan stand promosi setiap komunitasnya, kemudian menyambut umat pada pintu masuk gereja. Dengan perasaan sukacita, suster dan frater bersalaman dengan umat, tak jarang juga mereka berbincang untuk mempererat persaudaraan umat beriman. Perayaan ekaristi diawali dengan perarakan petugas liturgi, Suster dan Frater, tak lupa RD. Yosef Purboyo Diaz sebagai pemimpin perayaan ekaristi hari ini. Perayaan Ekaristi minggu ini berbeda dengan minggu lainnya, karena pada homilinya digantikan dengan sharing dari Suster dan Frater yang hadir mewakili komunitasnya.

Perayaan ekaristi bersama dengan suster dan frater terdapat 3 kali perayaan, (1) misa sabtu sore, (2) misa minggu pagi, dan (3) misa minggu siang. Pada setiap perayaan ekaristi, terdapat 5 orang frater dan suster yang sharing panggilan hidupnya sebagai biarawan dan biarawati. Suster dan frater tidak hanya menceritakan kisah hidup panggilannya, tetapi ada pesan-pesan yang disampaikan kepada umat. “Panggilan itu membahagiakan, panggilan itu misteri” pernyataan itu seringkali disebutkan oleh suster dan frater dalam sharingnya. Artinya, panggilan hidup setiap manusia itu tidak ada yang mengetahui kapan datangnya dan kepada siapa dia memanggil, tetapi jika kita percaya dan menjalaninya kebahagiaanlah yang ada dalam hidup.

Setelah perayaan ekaristi sabtu sore, suster dan frater berkumpul di stand promosi komunitas. Umat hadir ke setiap stand untuk mengenal lebih dekat dengan komunitas atau hanya tegur sapa dengan para suster dan frater. tak lama kemudian frater dan suster dijemput oleh perwakilan wilayah untuk melanjutkan kegiatan  live in dan sharing di lingkungan. Kegiatan ini terbagi menjadi 7 wilayah, berikut rangkaian kegiatan pada setiap wilayah:

Wilayah St. Anna

Wilayah St. Anna dikunjungi oleh Frater Octavianus Setyo Utomo, Pr atau akrab dikenal dengan sebutan “Frater Octa” merasa sangat bersyukur karena sambutan yang ramai, serta rangkaian kegiatan yang telah diatur secara maksimal antara lain bernyanyi bersama,  sharing, bermain game, hingga para OMK St. Geoffrey menyebutkan keinginan serta harapannya bergiliran dalam lingkaran doa.

Dalam sharing, frater Octa menyebutkan alasan dari pertanyaan “mengapa ingin menjadi Romo?” Lalu ia menjawab “simple, karena ada suatu perasaan tersendiri, yaitu perasaan nyaman” Tentunya hal ini sesuai dengan tema hari Minggu panggilan ke-61 yaitu “Dipanggil untuk Menabur Benih Harapan dan Membangun Perdamaian” (Agustinus Dion & Gabriela Putri, 2024)

Wilayah St. Benediktus

Frater Ferdinand, SX dan Frater Yohanes B. Wangge, OFM melakukan kunjungan ke wilayah St. Benediktus di kediaman Bapak Valensio. Dalam Sharing kali ini, Frater menyapa umat dengan tawa & senyum yang hangat, dalam perbincangan Frater & umat, banyak umat yang bertanya seputar informasi baik tentang Keseharian Frater selama tinggal di asramanya, juga bagaimana relasi dengan lingkungan sekitar hingga beberapa keluh-kesah Pribadi yang dialami Frater selama bertugas, namun meskipun begitu hal tersebut tidak membuat pupus semangat mereka dalam melayani sesama, selalu ada hal-hal menarik bagi mereka selama bertugas & melayani sekitar.

“Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya” (TB Yoh 10:11)

Ayat tersebut mengimplementasikan tindakan-tindakan para Frater dalam menjalani kehidupan mereka selama menanggapi panggilan Tuhan untuk melayani sesama. “Memberikan nyawa bagi domba-dombanya” seperti hal-Nya Yesus Kristus yang telah memberikan diri-Nya untuk manusia dengan segala kerendahan Hati-Nya dalam melayani manusia, begitu pula juga dengan Frater, mereka memberikan nyawanya dalam arti membuang segala kenyamanannya seperti Jauh dari orang tua, tidak menikah, tidak berkeluarga & juga tidak terlalu menikmati aktivitas menyenangkan seperti anak muda pada umumnya. (Fransiska Rini; Reynardus Marcell; Valentinus Argya, 2024)

Wilayah St. Bernadette

Sharing Panggilan Wilayah Bernadette dilaksanakan di kediaman Bapak Harun Setiadi, Villa Tangerang Regency 1. Kegiatan diawali dengan perkenalan secara bergiliran. Lalu, dilanjutkan dengan kata sambutan dari Bapak Agung. OMK Wilayah Bernadette dihadiri oleh Frater Yapin Sean Habeahan, Pr dan Frater Anjelinus Darmin, OFM. Kegiatan ini diawali dengan doa bersama yang dipimpin oleh Frater Angelo, dilanjutkan makan bersama.

Saat sharing, para frater berbagi pengalaman tentang panggilan mereka. Frater menyampaikan tentang kisah pengalaman hidup yang penuh tantangan, suka, dan duka. Mulai dari masuk seminari hingga menjadi frater. Kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. OMK sangat antusias dengan hal yang disampaikan para frater.

Sesudah seluruh rangkaian kegiatan selesai dilakukan, ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Frater Yapin. Tidak lupa juga untuk foto bersama. Adapun pesan yang disampaikan oleh frater, yaitu sebagai manusia, tujuan hidup kita adalah Tuhan. Apapun masalah yang dihadapi, hendaklah tetap hidup kudus. (Albertus Yosua & Felicia Winola, 2024)

Wilayah St. Bonaventura

Suster Margareta Sola, FdCC, Frater Ambrosius, SDB  dan umat wilayah Bonaventura berkumpul dengan penuh semangat di antara pukul 19.30 hingga 22.00. Acara dimulai dengan serangkaian kegiatan, termasuk dibuka dengan lagu Laskar Pelangi yang penuh antusias, diikuti dengan pembukaan yang diawali dengan lagu “Allah Peduli” dan doa pembuka yang meresapi hati setiap orang hadir.

Para suster dan frater dengan hangat memperkenalkan diri mereka, membagikan asal usul dan panggilan mereka dalam pelayanan gereja. Suster Margareta Sola dan Frater Ambrosius dengan penuh semangat berbagi pengalaman mereka tentang panggilan dan perjalanan hidup mereka sebagai hamba Tuhan.

Ketua koordinator wilayah, Pak Fabian, memberikan sambutan yang memotivasi dan menginspirasi semua yang hadir. Games dan sesi sharing dilaksanakan dengan penuh keceriaan dan keikhlasan, memperkuat persaudaraan di antara semua peserta.

Saat sesi tanya jawab, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan mencakup berbagai aspek kehidupan rohani dan pelayanan. Suster dan frater dengan rendah hati menjawab setiap pertanyaan dengan bijak, menggugah hati dan pikiran semua yang hadir. Momen makan bersama menjadi kesempatan bagi semua untuk berbagi dan bertukar cerita, mempererat ikatan persaudaraan dalam kasih Kristus.

Acara ditutup dengan lingkaran besar, lagu “Hari Ini Ku Rasa Bahagia” menyelimuti ruangan, disertai dengan doa penutup yang dipimpin oleh Frater, menggugah semua yang hadir untuk terus bersyukur atas kasih dan anugerah Tuhan dalam hidup mereka. (Theodor Titus; Fransiska Kristiani; Cheril Caecilia, 2024)

Wilayah St. Leo Agung

Wilayah St. Leo Agung mendapatkan kesempatan dalam kegiatan live in Minggu Panggilan. Kegiatan ini diadakan di rumah Bapak Hengky bersama dengan Sr. Wendelina, TMM dan Sr. Alberthina, TMM. Kegiatan dilakukan bersama-sama oleh OMK Leo Agung dengan diisi sharing bersama suster mengenai awal mula suster mendapatkan panggilan dari Tuhan.

Suster mengatakan bahwa “Panggilan merupakan sebuah misteri” dan “keajaiban selalu datang saat kita mampu dan yakin pada Tuhan Yesus juga pada Bunda Maria”. Hal inilah yang dapat membantu OMK di wilayah Leo Agung dalam merenungkan panggilan yang diberikan Tuhan. Setelah itu acara ditutup dengan makan bersama juga foto bersama dengan para OMK juga para suster yang hadir. (Stefanus Christian & Felisitas Putri, 2024)

Wilayah St. Monika

Sharing Panggilan Wilayah Monica dihadiri oleh Frater Ariel Syaron Tuga Baso, SDB dan Frater Jordan Bajodinata Purba, SX. Kegiatan ini di awali dengan doa bersama yang dipimpin oleh Frater Jordan. Dilanjutkan dengan sharing panggilan. Saat sharing, para frater berbagi cerita pengalaman tentang panggilan mereka. Mulai dari merasakan terpanggilnya untuk menjadi seorang frater, proses masuk seminari hingga saat ini menjadi Frater. Teman-teman OMK sangat antusias dengan hal yang disampaikan para frater sehingga mereka menjadi lebih dekat.

Sesudah sharing, kegiatan dilanjutkan dengan makan bersama Frater dan OMK Wilayah Monika. Perbincangan tidak berhenti pada sesi sharing saja, namun saat makan bersama, diskusi antar omk dengan frater pun tetap terjalin.

Sesudah seluruh rangkaian kegiatan selesai dilaksanakan, ditutup dengan doa yang dipimpin oleh salah satu OMK Monika. Dan tidak lupa mengabadikan momen dengan foto bersama serta membuat video.

Ada pesan kesan yang disampaikan oleh para Frater kepada orang muda terutama di Paroki Kutabumi.

Pesan yang disampaikan oleh Frater Ariel adalah :

Setiap manusia mempunyai panggilan dalam hidupnya dan masing-masing panggilan itu tidak ada yang dikatakan bahwa itu baik ataupun buruk. Tentu semua panggilan itu baik. Jika teman-teman mempunyai kesempatan dalam panggilan atau keinginan untuk menjadi seorang religius jangan pernah takut untuk menanggapi atau menjawabnya. Karena jika Tuhan sendiri yang memanggil pasti dia akan membimbing dan menuntun kita. Dia tidak akan pernah membiarkan kita berjalan sendirian.Jadi jangan pernah takut untuk menanggapi panggilan.

Dan ada juga pesan dari Frater Jordan, yaitu:

Mari kita menjadi garam dan terang bagi orang di sekitar kita, dan juga kita harus terus berkembang dalam iman. Kita satu keluarga dalam gereja yang bisa saling mendukung dan menguatkan. Semoga iman kita terus bertumbuh, harapan tidak akan pernah padam , dan cinta kasih kita kepada orang-orang yang di sekitar kita. Kita sebagai generasi yang membawa terang dan kasih Kristus bagi sekitar kita dengan cara dan panggilan kita masing-masing. (Thomas Harry & Josefhine Citra, 2024)

Wilayah St. Paulus

Wilayah Paulus mendapat kunjungan dari Suster Dominika, SJMJ dan Suster Angelica, TMM untuk melakukan sharing terkait panggilan. “OMK Paulus… Yes.. Yes… Yes” slogan dari OMK Paulus yang menambah semangat untuk mengikuti kegiatan ini. Doa pembuka dipimpin oleh salah satu OMK menjadi awal untuk kegiatan Sharing Panggilan di Wilayah Paulus. Suster Dominika, SJMJ dan Suster Angelica, TMM menceritakan bagaimana titik awal panggilan mereka rasakan sehingga tertarik menjadi seorang suster, kehidupan sebagai suster di komunitas, selain itu pengenalan mengenai komunitas dan karya pelayanan.

Kegiatan sharing panggilan tidak hanya dihadiri oleh OMK Paulus, melainkan ada orang tua yang juga turut hadir dalam kegiatan ini. Dalam kegiatan kunjungan ini, terdapat sesi tanya jawab yang berlangsung seru karena pertanyaan yang beragam dan adanya hadiah untuk OMK yang memberikan pertanyaan.

Suster Dominika, SJMJ ingin menjadi suster berawal dari rasa penasarannya pada jubah yang dipakai tantenya sebagai seorang suster. Selain itu, tekad yang kuat dalam diri suster akan panggilan belum dirasakan dan suster berkata “saya ingin memiliki panggilan sebagai suster, namun masih tertutup awan tebal”. Dari pernyataan ini menunjukkan jika panggilan itu tidak langsung tertuju pada diri kita, melainkan ada proses yang kita jalani untuk menekuni dan menghayati apa makna panggilan itu sendiri.

“Apakah kelemahan dalam bahasa asing dapat mempengaruhi keinginan untuk menjadi suster?” pertanyaan yang disampaikan oleh salah satu OMK. Suster Angelica, TMM menjawab jika setiap biara memiliki peraturan. Ketika kita sudah memiliki niat, maka ketaatan itu akan menyertai. Beberapa komunitas, mampu berbahasa asing adalah keutamaan. Namun setiap komunitas memiliki dispensasinya masing-masing. Maka kita harus memiliki niat untuk mempelajarinya untuk meningkatkan kualitas diri. Pesan yang disampaikan oleh Suster Dominika dan Suster Angel adalah Panggilan itu membahagiakan dan tersampaikan oleh siapa saja. setiap orang dipanggil, namun untuk tujuan yang berbeda-beda. (Clara Aurelya, 2024)

Kegiatan Minggu panggilan berlanjut pada hari minggu, terdapat perayaan ekaristi dan minggu gembira bersama BIR dan BIA Gereja St. Gregorius Agung. Perayaan Ekaristi tidak berbeda dengan misa pada hari sabtu, namun ada penayangan video “Tipe-Tipe Orang Tua Ketika Anaknya Masuk Seminari” yang ditayangkan setelah homili. Berdasarkan video ini kita dapat melihat jika tidak semua orang mengizinkan anaknya untuk menjalani kehidupannya di seminari ataupun komunitas. Berdasarkan sharing dari frater dan suster pada saat homili juga menjadi gambaran langsung jika sampai pada tahap ini pun masih ada yang belum diizinkan oleh orang tuanya untuk menjadi biarawan dan biarawati. Dalam khotbahnya, Romo berpesan kepada para orang tua untuk menjadi perantara Tuhan untuk mewujudkan panggilan hidup anaknya sebagai seorang imam atau suster. Orang tua harus memberikan dukungan baik secara iman dan psikologis anak, agar mereka sungguh berani mempersembahkan diri seutuhnya untuk melayani Tuhan.

Setelah Misa Minggu siang selesai, kegiatan dilanjutkan dengan Minggu Gembira bersama Bir dan BIA Gereja St. Gregorius Agung. Saat kegiatan Minggu Gembira, seluruh peserta sangat antusias dan merefleksikan beberapa hal terkait keberadaan mereka sebagai masa depan Gereja untuk menjalankan panggilannya. Mereka diajak untuk menjadi sumber berkat dan sukacita agar benih panggilan tumbuh secara menggembirakan.

Para umat Paroki Kutabumi yang terkasih, mari menapaki jalan kehidupan dengan penuh syukur supaya kiranya kita dapat merakit panggilan Tuhan atas hidup ini. Semoga kita menjadi umat yang dipilih untuk melayani, bukan untuk dilayani. Minggu Panggilan ini tidak hanya menjadi ajang untuk merayakan panggilan rohani, tetapi juga menjadi momen penting untuk memperkuat komunitas iman dan semangat pelayanan bagi gereja Katolik.

Previous article
Next article

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

imankatolik.or.id
Kalender bulan ini

Popular