23.9 C
Tangerang
Saturday, 8 February, 2025
spot_img

Maria Bunda Allah

Mengawali tahun baru, 1 Januari 2024, setiap orang pasti menaruh harap pada Allah, sang pemilik waktu untuk memberikan berkat dan perlindungan pada umat-Nya. Harapan-harapan baik dari setiap orang, disematkan pada pucuk baru 2024. Membaca di setiap dinding media sosial, pemilik dunia maya selalu menulis tentang waktu, tentang harapan yang terus terbangun dalam meniti tahun ini. Dengan menulis harapan, berarti dengannya ia membangun ketergantungan pada Allah yang memberikan kehidupan ini. Memang, secara sepintas, dengan doa dan harapan yang dilantunkan itu, manusia terus menegaskan diri sebagai makhluk yang rapuh dan terus mengharapkan kebaikan dari-Nya.

Harapan yang dibangun oleh setiap orang di awal tahun ini, masih menjadi misteri. Artinya bahwa manusia memiliki kebebasan untuk merancang apa yang akan dilakukan dan bahkan membayangkan target keberhasilan yang akan diraih. Namun semua itu masih menjadi misteri dan misteri itu hanya dibuka oleh Allah sendiri, sejauh manusia membuka diri di hadapan Allah. Ziarah manusia dalam onggokan waktu, dimulai pada titik start dan berakhir pada titik finish kehidupan ini. Dalam lingkaran waktu, Kitab Pengkhotbah telah mengingatkan tentang siklus kehidupan ini.  “Matahari terbit, matahari terbenam, lalu terburu-buru menuju tempat ia terbit  kembali. Angin bertiup ke selatan, lalu berputar ke utara, terus-menerus ia berputar, dan dalam putarannya angin itu kembali. Semua sungai mengalir ke laut, tetapi laut tidak juga menjadi penuh; ke mana sungai mengalir, ke situ sungai mengalir selalu.”Prolog Kitab Pengkhotbah mengingatkan kita tentang kehidupan yang berada dalam siklus waktu. Dalam siklus waktu, manusia terkadang merasa jenuh oleh siklus kehidupan yang monoton. Namun dalam rentang waktu, kita pun bertanya diri, untuk apa semua jerih payah di bawah terik matahari?

Dalam perjalanan hidup bangsa Israel, mereka selalu memiliki harapan akan keterlibatan Allah di dalam kehidupan mereka. Melalui Musa, Allah berbicara kepada bangsa pilihan-Nya. Apa yang hendak dilakukan oleh bangsa Israel harus sesuai dengan petunjuk Allah. TUHAN berfirman kepada Musa: “Berbicaralah kepada Harun dan anak-anaknya: Beginilah harus kamu memberkati orang Israel, katakanlah kepada mereka: TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau (Bil 2:22-24). Intervensi Allah kepada bangsa pilihan-Nya memperlihatkan rasa peduli dan keakraban antara Allah dengan umat Israel.

Dalam Perjanjian Baru, pada peristiwa inkarnasi, Allah menjelma menjadi manusia, menjadi bukti keberpihakan-Nya pada manusia. Kehadiran Yesus sebagai puncak pewahyuan Allah, memberikan harapan baru untuk keselamatan manusia. Kelahiran-Nya di Betlehem hanya disaksikan oleh para gembala sederhana. Dari mulut para gembala, kabar kelahiran Sang Putera tersiar ke seluruh penjuru dunia. Ia lahir dari rahim seorang perawan Maria. Dalam kesederhanaan dan kepasrahan diri secara total pada Allah, Bunda Maria menerima tawaran untuk menjadi ibu Tuhan. Peran Maria sangat penting dalam karya keselamatan Allah.

Pada awal tahun, Gereja merayakan  Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah. Pada hari raya ini, kita diingatkan akan ajaran sesat tentang Kebundaan Ilahi Maria, yang muncul pada abad ke 5. “Pokok ajaran bidaah ini ialah bahwa Maria memang Bunda Yesus, tetapi bukan Bunda Allah. Dalam Konsili Efesus pada tahun 431, ajaran sesat ini dikutuk.  Konsili tetap dengan teguh mempertahankan ajaran yang benar, yaitu bahwa Maria adalah Bunda Allah (Theotokos), karena Yesus Anaknya adalah sungguh-sungguh Allah.” Di awal tahun 2024 ini, bersama Bunda Maria kita menaruh harap pada Yesus yang memenuhi harapan bagi manusia. Awal tahun menumbuhkan harap dan cita, bergumul bersama waktu dan sukses bersama Allah, sang pemberi kehidupan.***(Valery Kopong)

 

 

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

imankatolik.or.id
Kalender bulan ini

Popular