Hanya di dalam Yesus Kristus orang dianugerahi hidup ilahi, dan dengan kekuatan hidup tersebut orang mampu menghadapi tantangan dunia. Dengan iman akan Yesus Kristus itu, sebagai murid-murid Yesus dahulu dan sekarang menemukan jaminan bahwa mereka menemukan kehidupan sejati, kendati harus berjuang keras. Jaminan itu berkat anugerah Roh Kudus yang juga memenuhi kehidupan Yesus. Dalam kekuatan Roh Allah, yang juga Roh Yesus Kristus, para murid Yesus tidak perlu gelisah dan kawatir kehilangan .akan kekhawatiran apa yang akan terjadi kelak tapi hidup di jalani dengan penuh harapan.
Penginjil hari ini kembali mengisahkan kegiatan Yohanes Pembaptis yang mewartakan pembaharuan hidup dalam semangat pertobatan. Umat diajak membasuh diri dalam pembaptisan. Sejak dahulu pembaptisan atau pembasuhan merupakan tanda perubahan sikap orang yang membarui diri dalam Roh Allah. Yesus juga menggabungkan diri dengan orang-orang yang melaksanakan pembaruan hidup dalam Roh Allah. Dalam pembaruan itulah, jati diri Yesus sebagai Anak yang dikasihi Bapa ditampilkan. Penginjil menegaskan bahwa baptisan Yesus bukan sekedar tanda pertobatan, melainkan tanda pewahyuan dan perutusan siapa sebenarnya Yesus Kristus, “Engkaulah Anak yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan!” (Yoh 1:11). Dengan pembaptisan yang diterima Yesus, Ia mau menyatakan solidaritas-Nya pada manusia.
Putra Tunggal Allah yang dikasihi ini mengingatkan kita kepada Ishak, putra Abraham satu-satunya, yang dikasihi dan dipastikan untuk menjadi korban. Yesus inilah Sang Hamba, “yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepada-Nya Aku berkenan,” Hamba Yahwe, yang akan menderita demi keselamatan dunia. Sejak dari semula sudah tidak ada keraguan lagi tentang kehadiran Yesus. Yohanes Pembaptis ditunjuk dengan perkataan: “Lihatlah Anak Domba Allah!” Kehidupan Yesus Sang Mesias, seperti sudah digambarkan sejak Abraham, diulang oleh pemazmur. Dalam Mazmur, Mesias dinyatakan lebih jelas lagi dalam kidung Hamba Yahwe oleh nabi Yesaya. Kristus memang imam, nabi, raja: dan diutus untuk menyelamatkan manusia. Kita yang sudah dibaptis, menjadi saksi bagi Kristus di tengah-tengah dunia.***(Emilia Setio Rini)