(Sumber Inspirasi I Sam 4:1-11)
Pada pekan yang lalu, kami mendampingi sama saudara kita, sekelompok ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) yang berjumlah 32 orang. Namanya ODGJ, perlu perlakuan dan pendekatan spesifik dan apa adanya. Mereka merasa kehadiran yang menyapa sudah membuat mereka menemukan kembali sebagian sukacita yang telah lama hilang. Mereka sudah bisa menjawab ucapan Shaloom. Mereka bisa bernyanyi dengan seadanya. Mereka tersenyum ketika disapa. Ini tanda-tanda baik selama kegiatan. Ketika bisa menjawab satu dua sapaan dan pertanyaan ringan, diberi apresiasi sebungkus snack.
Materi pekan lalu tentang kisah perang Israel dan Filistin dari I Sam 4:1-2. Selain bercerita kisah ini, diselingi arti kata “Eben Haezer…sampai di sini Tuhan menolong kita.” Sekian kali saya ulangi supaya nyangkut di memori mereka. Hari ini, mereka dikunjungi lagi dan pas ada bacaan I yang ternyata sama dengan cerita pekan lalu. Saya membaca lagi I Sam 4:1-11 untuk mereka. Saya coba iseng–iseng menanyakan, mungkin ada yang masih ingat cerita kita minggu lalu. Ternyata banyak diam dan lihat saja. Dimaklumi. Saya umpan lagi dengan kata Eben Haezer, ternyata ada yang tersenyum sambil menjawab, “Eben Haezer artinya sampai di sini Tuhan Allah menyertai kita.” Sambil bercanda saya membenarkan saja. Berarti di antara mereka masih ada memori yang cukup bagus. Semua mereka tertawa ketika saya bilang baguuus!. Eben Haezer artinya sampai di sini Tuhan menolong kita” Ini cerita pengalaman ringan bersama sama saudaraku ODGJ.
Latar belakang
Kisah dalam 1Sam 4:1-11 terjadi di akhir zaman Hakim-hakim, sekitar 1100 SM. Peristiwa yang terjadi di medan pertempuran dekat Afek dan Eben-Haezer, serta di Silo, tempat tinggal imam Eli beserta keluarganya di mana Samuel dibesarkan. Israel menderita kekalahan karena para imam yang seharusnya jadi penjaga Tabut Perjanjian, berkarakter telah rusak dan umat itu tidak taat kepada perintah-perintah Allah. Mereka membawa Tabut Perjanjian ke medan pertempuran sambil mengira bahwa tabut tersebut akan memastikan kemenangan mereka. Umat Israel mengira bahwa tabut perjanjian akan menjamin perkenan dan kuasa Allah tanpa syarat. Ternyata Israel kalah dan banyak prajurit yang mati.
Tuhan Allah yang hadir bersama umat–Nya hanya selama kita memelihara hubungan yang setia dengan–Nya.Tuhan yang hadir menghendaki seharusnya kita merubah pemahaman tentang Dia bahwa kalau merindukan kehadiran Tuhan yang menyelamatkan dan rindu akan berkat Tuhan, kita yang perlu bertobat dan memperbaiki cara hidup dari berdosa menuju hidup paling kurang mengurangi dosa melalui pertobatan, penerimaan Sakramen Tobat, turut merayakan Ekaristi bersama keluarga, berpartisipasi dalam kegiatan bersama umat. Dengan demikian karunia iman Kristiani kita tidak dirampas hanya karena kelengahan hidup rohani atau alasan semu. Demikian pula, di bawah perjanjian yang baru, dibaptis dengan air dan mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus tidak akan membawa keuntungan rohani kecuali seorang sungguh-sungguh tunduk kepada Tuhan dan jalan-jalan-Nya yang benar (bandingkan 1 Korintus 11:27–30).*** (Yoakim Lawa)
terimakasih